Rilisan album panjang dalam
negeri tahun ini lebih didominasi musisi-musisi non mainstream yang sedikit
susah menemukannya di tangga-tangga lagu populer tanah air. Kondisi ini sedikit
miris sebenarnya karena justru mereka-mereka yang lahir dari label kecil atau
indie-lah yang berani menelurkan satu album penuh, dibanding penyanyi-penyanyi
yang lebih populer yang berada di bawah naungan label besar bahkan raksasa. Tapi
memang patut disadari bahwa hal ini terjadi karena perubahan cara mendengarkan
musik dewasa ini yang lebih dikuasai streaming
platform, sehingga orang-orang pun malas membeli CD. Sementara, merilis
album panjang tanpa bentuk fisik sama hambarnya seperti makan rujak buah tanpa
cocolan.
Nah, di artikel kali ini, saya
telah memilih tujuh album panjang musisi Indonesia rilisan 2021 terbaik versi
saya. For your information, ada dua
album yang menurut saya keren luar biasa tapi tidak saya masukkan di sini
mengingat dua album tersebut adalah rerecord
yang materinya masih sama persis dengan edisi terdahulu, tidak ditambah
dengan materi baru dengan jumlah nomor yang cukup banyak. I inform this kalau-kalau nanti saya diprotes karena tidak
menyertakan dua most anticipated album tersebut
di daftar ini. Trust me. i really am
blown away with them, but I made the rule.
Tanpa berpanjang-panjang kata, here is the list!
7. "Tiara Andini" - Tiara Andini
Tanggal Rilis: 17 Desember 2021
Genre: Pop
Jumlah trek: 8
Label: PT. Universal Music Indonesia
Terpopuler (b.o. Spotify): Maafkan Aku
Trek favorit: Hadapi Berdua
Jujur, saya agak kecewa sih dengan album panjang perdana Tiara ini. Pertama, dia adalah salah satu penyanyi yang albumnya sangat saya tunggu-tunggu. Kedua, album panjang ini hanya diisi 8 nomor yang mana 5 di antaranya merupakan single yang telah dirilis lebih dulu. Ketiga, tiga lagu barunya, “Menjadi Dia”, “Merasa Indah”, dan “Janji Setia” tampil bak pelengkap saja mengingat produksinya yang cukup senada. Walau begitu, jika dipandang sebagai sebuah album utuh, “Tiara Andini” dibekali amunisi-amunisi yang berpotensi untuk menjadi global hits.”Hadapi Berdua” masih jadi trek yang selalu berhasil membuat saya sing along. Sementara “Janji Setia” berpotensi menjadi trek favorit saya yang bisa menggantikan “Hadapi Berdua” jika saya sudah mulai bosan dengan lagu uptempo.
6. “Tutur Batin” – Yura Yunita
Genre: Pop, folk, jazz, R&B
Jumlah trek: 11
Label: Merakit
Terpopuler (b.o. Spotify): Tenang
Trek favorit: Bandung
Sebagai vokalis wanita dengan
warna suara sekaligus teknik vokal paling kuat se-tanah air, Yura Yunita tak
pernah gagal dalam membawakan sebuah karya, bahkan jika isinya hanya gumaman. Di
album terbarunya ini, syukurnya, Yura mengisinya lagu sungguhan dengan jumlah
yang cukup banyak (11 nomor) dan TIDAK-ADA-LAGU-YANG-JELEK-SAMA-SEKALI. Pun,
Yura juga tampil arif dalam memilih lagu. Trek-trek eksploratif nan
eksperimental seperti “Bandung” tetap ia tampilkan tanpa menyisihkan trek-trek easy listening yang lebih digemari
penikmat musik pada umumnya. Permata di album ini jelas adalah “Bandung” yang
meskipun didengarkan berkali-kali, tak habis-habis rasa kagum saya akan
kejeniusan produksi lagu ini.
5. “ Wallflower” - Afgan
Genre: R&B, soul,
pop
Jumlah trek: 10
Label: Trinity Optima
Production, EMPIRE
Terpopuler (b.o.
Spotify): Say I’m Sorry
Trek favorit: Bad
Afgan adalah solois Indonesia
pertama yang berhasil mencuri atensi saya dan sempat membuat saya menjadi hardcore Afganisme semasa SMP-SMA dulu. Belakangan,
ketika saya melihat Afgan mulai mempos foto-fotonya tanpa kacamata, saya jadi
bertanya-tanya, “Afgan operasi minus di mana ya? Pengen juga lepas kacamata”.
Ok, itu bohong. Yang jelas, hal tersebut agak mengganggu pikiran saya selama
beberapa saat. Dan ketika “Say I’m Sorry” rilis, diikuti pengumuman bahwa ia
akan merilis album panjang, saya pun sadar bahwa Afgan telah pindah aliran, let’s say, kayak Taylor Swift. Dan imej cowok
berkacamata memang tidak pas dengan trek-trek R&B. “Wallflower” sendiri,
seperti yang saya bilang, diisi lagu-lagu pop R&B kekinian yang terdengar
jauh lebih heavy dibanding lagu-lagu
beraliran serupa yang pernah Afgan hadirkan pula di album atau
single-single-nya. Dipandang dari sisi progres, ini merupakan langkah berani
Afgan yang patut saya acungi jempol, terlebih semua trek-treknya ear-catchy, pun produksinya kelas dunia.
Tapi jika boleh jujur, saya ingin Afgan kembali ke root pop-jazz dan baladanya saja yang rasanya jauh lebih bernyawa
di telinga saya.
4. “Lyodra” – Lyodra
Genre: Pop
Jumlah trek: 8
Label: PT. Universal Music Indonesia
Terpopuler (b.o. Spotify): Pesan Terakhir
Trek favorit: Pesan Terakhir
Lyodra adalah alumnus Indonesian
Idol season 10 perdana yang mendapat kesempatan untuk merilis album panjang. Wajar,
mengingat ia-lah yang meraih juara pertama dalam kompetisi tersebut. Ditambah lagi,
kutukan juara pertama Indonesian Idol berhasil dipatahkannya karena karir dan
pamor Lyodra bisa dibilang tidak tenggelam selepas Idol. Walau perlu diakui,
single-single Lyodra pra-album bisa dibilang tak terlalu prestisius walaupun
cukup populer (selain “Mengapa Kita”). Album self-title ini diisi delapan lagu yang mana hanya empat trek saja
yang merupakan materi baru. Untungnya, empat lagu baru ini tampil fresh dan beragam. “Oe...oe...oe...”
yang upbeat dan mengejutkan, “Kalau
Bosan” yang lebih slow tempo, “Dibanding
Dia” yang tampil gelap, lantas ditutup dengan masterpiece “Pesan Terakhir” yang benar-benar gong dalam karir
bernyanyi Lyodra. Terbukti, lagu ini pula yang berhasil meraup pendengar
terbanyak (44 juta lebih) dari seluruh diskografi Lyodra.
3. “ Adulting for Dummies” - Basboi
Genre: Hip-hop, rap
Jumlah trek: 10
Label: Dominion Records
Terpopuler (b.o. Spotify): Bismillah
Trek favorit: Make Me Proud - Remastered
Sebelum mengulik album ini, saya
telah mendengarkan dua karya dari Basboi sebelumnya (“Bismillah” dan “Come Over
(I’m In Tresno)”). Kesan saya waktu itu cukup bagus hanya saja kedua lagu
tersebut tidak menetap lama di kepala saya. Lantas, kenapa “Adulting for
Dummies” akhirnya bisa sampai ke telinga saya jawabannya adalah karena rasa
penasaran setelah saya seringkali menemukan album ini nangkring dalam daftar
album Indonesia terbaik 2021 versi beberapa website
musik yang pernah saya baca. Dan, saya hanya bisa geleng-geleng kepala
takjub setelah merampungkan ke-sepuluh treknya. Basboi menghadirkan rap dengan dominasi balutan musik ringan
yang terasa segar saja di telinga saya mengingat di kepala saya, hip hop identik dengan beat-beat berat seperti yang kerap
dihadirkan musisi-musisi luar negeri. Sementara, yang membuat album ini tampil
sangat istimewa adalah ciri khas lirik Basboi yang mencampuradukkan (code
mixing) bahasa Inggris dan Indonesia dengan sangat luwes, jenaka, dan cerdas
tak terbantahkan. Pun, saya juga suka dengan aksen Medan Basboi yang sesekali muncul.
Seems like a nice packaging for a
monumental gift.
2. “ Semar dan Pasukan Monyet” - Ardhito Pramono
Genre: Jazz
Jumlah trek: 7
Label: Sony Music Entertainment
Terpopuler (b.o. Spotify): Something New
Trek favorit: Orang Utan
Empat tahun yang lalu, ketika
saya menyebutkan nama Ardhito Pramono sebagai penyanyi favorit saya di kelas,
tak ada satu pun siswa yang tampak mengenal sosok tersebut. Wajar saja, karena
saat itu Ardhito belum menjadi national male
artist phenomenon yang lagu-lagunya kini telah meraup puluhan juta
pendengar di Spotify. Well, dari awal
saya mengenal Ardhito sebagai penyanyi non arus utama yang belum seterkenal
sekarang, saya sudah terpukau dengan kejeniusan musikalitasnya. Ditambah lagi,
bisa-bisanya ia kepikiran menelurkan album panjang perdananya sebagai album
lagu anak-anak. Like, come on. Kurang
gila apa sih si fuckboy satu ini? Tapi,
jangan dianggap “Semar dan Pasukan Monyet” sebagai tembang anak-anak yang
repetitif seperti pelangi-pelangi alangkah indahmu. Album ini adalah mahakarya jazz yang memang tampak terlalu canggih
buat anak-anak Indonesia. Terlebih, semua liriknya ditulis dalam bahasa
Inggris. Tapi bukankah bagus jika sedari dini, kita telah dikenalkan dengan
karya musik yang berkualitas wahid? Sudah saatnya anak-anak Indonesia naik
kelas dari lagu ecek-ecek nihil makna dan kualitas yang kerap hadir sebagai backsound video tiktok.
1. “Ombak Banyu Asmara” – The Panturas
Genre: Surf-rock
Jumlah trek: 10
Label: La Munai Records
Terpopuler (b.o. Spotify): Tafsir Mistik
Trek favorit: Tafsir Mistik
“Ombak Banyu Asmara” adalah sebuah karya monumental yang layak diabadikan di museum. Jujur, saya bukan penggemar rock, namun album ini berhasil mencuri hati saya yang bahkan trek-treknya saya ulang tiga sampai empat kali sebelum pindah ke lagu berikutnya. Terlepas dari kreativitas lirik dan konsep album level dewanya, saya amat sangat terpukau dengan musik yang mereka hadirkan. Untungnya, part instrumen tersebut hadir dominan. Membicarakan album ini tak bisa lepas dari “Tafsir Mistik” yang jenius dipandang dari segi mana pun (lirik, sound production, vocal delivery, dan lainnya). Asli! Lagu ini membuat saya optimis bahwa masa depan musik Indonesia akan teramat cerah jika musisi-musisi secerdas The Panturas terus bermunculan di belantika musik dalam negeri.
0 Comments